Senin, 13 Juni 2016

Duryudana


Duryudana adalah putra sulung dari Adipati Destarastra dan Dewi Gendari yang berarti ia merupakan saudara tertua dari seratus Kurawa (Jawa: Sata Kurawa). Duryudana adalah raja dari negara Hastina pengganti ayahnya yang merupakan raja sementara setelah meninggalnya Prabu Pandu Dewanata. Semenjak dipimpin oleh Prabu Duryudana, negara Hastina menjadi kacau balau karena kepemimpinannya disetir oleh pamannya yang juga patih Hastina, Patih Sengkuni. Prabu Duryudana selalu menuruti nasehat pamannya yang mengajarkannya bahwa seluruh Hastina adalah miliknya, tak ada hak Pandawa didalamnya. Padahal Pandawa adalah hak waris sah Kerajaan Hastina, karena negara hanya dititipkan pada Adipati Destarastra (kakak Pandu) sementara hingga Pandawa dewasa dan mampu memimpin negara Hastina. Selama hidupnya, Duryudana selalu membenci Pandawa. Pada perang Baratayudha ia tewas ditangan Werkudara (Bima) dengan dipukul Gada Rujakpala di paha kirinya (pupu kiwa)
Berikut adalah rupa wayang Duryudana dalam beberapa gagrag

Duryudana gagrag Surakarta












Duryudana gagrag Yogyakarta







Sabtu, 20 Februari 2016

Abilawa

Abilawa atau Jagal Abilawa adalah nama Raden Werkudara atau Bima menyamar sebagai seorang jagal alias penyembelih hewan di negara Wiratha. Pada saat itu ia ikut pada Ki Jagal Welakas. Suatu ketika Pandawa kalah bermain dadu dengan Kurawa sehingga negara Amartha/Indraprastha yang dipertaruhkan untuk permainan jatuh ke tangan Kurawa dengan akal licik Patih Sengkuni hingga para Pandawa menjadi orang buangan hidup di hutan selama 12 tahun dan harus sembunyi atau menyamar disuatu negara selama 1 tahun. Dalam masa 1 tahun itu Pandawa pantang ketahuan oleh prajurit Astina. Karena apabila ketahuan, mereka harus mengulangi hukumannya mulai dari awal lagi.

Abilawa gagrak Surakarta



Abilawa gagrak Yogyakarta

Abilawa gagrak Jawa Timuran


Abilawa gagrak Banyumasan

Abilawa gagrak Cirebon


Abilawa gagrak Bali

Abilawa wayang Rai Wong

Abilawa wayang Ukur


Abiyasa

Abiyasa atau Prabu Abiyasa adalah Raja Astina/Hastinapura sebelum pemerintahan Prabu Pandhu Dewanata dan Prabu Duryudana. Ia adalah seorang raja yang arif dan bijaksana. Setelah tahta negara Astina diberikan kepada anaknya yakni Pandhu Dewanata, kemudian Abiyasa menjadi pendeta di pertapaan Saptaharga bernama Resi Abiyasa atau Begawan Abiyasa. Abiyasa memiliki tiga putra yaitu Dhestarastra, Pandhu Dewanata, dan Yama Widura. Abiyasa adalah tokoh penerus darah Kuru yang hampir tumpas, karena putra-putra Prabu Sentanu yang dipercaya menjadi raja meninggal dan Dewabrata atau Bisma sendiri telah menjalani hidup wadat (hidup tanpa beristri). Abiyasa merupakan sosok yang bijaksana dalam mengarungi hidupnya. Ia menjadi raja atau pendeta karena tekun dalam olah tapa brata. Oleh karena itu Abiyasa dikaruniai umur panjang oleh dewata hingga pasca Baratayudha, dan pada waktu kelahiran Parikesit, Abiyasa baru menjalani moksa.

Abiyasa muda gagrak Surakarta

Abiyasa Ratu gagrak Surakarta 




Abiyasa Pendeta gagrak Surakarta





Abiyasa muda gagrak Yogyakarta


Abiyasa Kroda gagrak Yogyakarta


Abiyasa Ratu gagrak Yogyakarta


Abiyasa Pendeta gagrak Yogyakarta

Abiyasa Pendeta gagrak Jawa Timuran

Abiyasa Pendeta Gagrak Cirebon

Abiyasa wayang golek purwa Sunda













Gunungan atau Kayon


Kayon dalam pewayangan digambarkan sebuah gunung yang didalamnya terlukis pohon hidup yang dihuni oleh beberapa binatang hutan, antara lain harimau, banteng, kera, burung merak, dan yang lainnya. Di bawahnya dilukis sebuah pintu gerbang atau gapura yang masuk ke sebuah bangunan joglo, kemudian pada sisi kanan dan kiri bergambar naga raksasa yang nampak taringnya. Pada pagelaran Wayang Kulit Purwa, kayon berfungsi sebagai tanda peralihan pathet, adegan dan untuk pelukisan dimana tokoh berada/sebagai penggambaran angin, api, hutan, air, batu, dan masih banyak lagi yang bisa digambarkan oleh kayon. Di sebaliknya bergambar api yang berkobar dan makara/banaspati, kayon juga berfungsi sebagai pembuka dan penutup pagelaran wayang.
Berikut adalah beberapa contoh kayon/gunungan.


Kayon Gapuran Surakarta





Kayon Blumbangan Surakarta



Kayon Gapuran Yogyakarta

Kayon Gapuran Leong

Kayon Ganesha


Kayon Gapuran Jawa Timuran

Kayon Gapuran Cirebon

Kayon Wayang Sasak, Lombok

Kayon Hakekat


Kayon Klowong

Kayon Lingkungan Hidup


Kayon Wayang Sadat

Kayon Kalacakra

Kayon Ganesha Loka Bawana

Makara di balik Kayon



Sebagai Pembuka Pagelaran




(sumber: Mengenal Gambar Tokoh Wayang Purwa, Cendrawasih)